Mengurangi pemakaian plastik, Pemkab Banyuwangi bersama Pusat Pencegahan Polusi Plastik (Living Lab) melakukan uji coba penjualan sembako dalam sebuah kemasan daur ulang (reusable) di warung rakyat.
Program ini kerjasama Pemkab Banyuwangi dengan Pusat Pencegahan Polusi Plastik (Living Lab) Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), bersama para peneliti yang tergabung dalam program Plastics in Indonesian Society (Pisces) yang diawaki oleh Profesor Susan Jobling dari Brunel University London.
Uji coba pemakaian kemasan daur ulang untuk produk-produk sembako di warung-warung disebut program \\”Pisces Relay\\”. Untuk permulaan, terdapat 6 warung kelontong di Kecamatan Banyuwangi dan Rogojampi yang dilibatkan dalam program ini.
Program ini sebagai upaya spaceman pragmatic mengurangi dan penanganan plastik sekali pakai (single-use plastic). Sejumlah warung dipasok sembako yang sudah kita kemas dalam wadah yang bisa didaur ulang. Diharapkan program ini diinginkan akan mengurangi sampah plastik,\\” kata Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani, Selasa (12/3/2024).
Bupati Ipuk mengaku terus menunjang penanganan sampah dari hulu ke hilir. Mulai dari pengurangan sampah, secara khusus sampah plastik, sampai kebijakan mendaur ulang sampah.
Banyuwangi kini mempunyai 19 daerah pengolahan sampah 3R (reduce, reuse, recycle) berbasis desa. Kecuali TPS 3R Muncar yang menjadi pengolahan sampah 3R terbaik nasional, juga ada TPS Balak di Kecamatan Songgon yang berkapasitas 84 ton sampah ler gari.
Dalam program ini, Pisces bekerjasama dengan perusahaan penyedia layanan reusable packaging (Enviu). Pisces menitipkan sembako, seperti beras, kecap, minyak goreng, dan aneka bumbu siap saji dalam kemasan reuseable yang ramah lingkungan di warung-warung.
Misal beras ditaruh di wadah plastik, kecap taruh botol khusus, begitupun bumbu siap saji kemasannya bisa ditukar ulang bila akan membeli kembali.